M. Sultoni Aulia- Peran dan Gaya Kepemimpinan - Kepemimpinan dan Pengelolaan Organisasi
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri,
dalam hidup manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta lingkungannya. Agar
terciptanya suatu organisasi yang harmonis, maka manusia harus memiliki
kelompok dalam suatu organisasi tertentu. Kepemimpinan merupakan lokomotif
organisasi yang selalu menarik dibicarakan. Daya tarik ini didasari pada latar
historis yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang pemimpin dalam setiap
kegiatan kelompok, dan kenyataannya bahwa seorang pemimpin dalam setiap
kegiatan kelompok merupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen
organisasi.
Dalam organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling
berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur
yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan
kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan
sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain.
Peranan pemimpin dalam suatu organisasi itu sangatlah penting
karena keberadaan pimpinan yaitu menjadi palang pintu atau menjadi salah satu
ujung tombak dari keberhasilan dalam berorganisasi. Peran pemimpin tidak pernah
lepas dari pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi yaitu mulai
dari organisasi Planning termasuk budgeting, Organizing, Staffing, Actuating or
Leadership, Coordinating dan Controlling atau Evaluation. Akan tetapi, setiap
perjalanan operasional suatu organisasi akan menemui kendala atau masalah
akibat dinamika lingkungan Internal dan Eksternal organisasi. Untuk menyiasati
situasi dan kondisi tersebut maka diperlukan seni memimpin yang cerdas untuk
mencapai efektivitas
kepemimpinan.
Kepemimpinan yang efektif bagi pemimpin dalam melaksanakan peran pengendalian
organisasi memiliki kontribusi besar bagi keberhasilan orang-orang yang
dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Salah satu tugas atau peran pimpinan yaitu harus bisa mengelola
konflik dalam organisasi yang dipimpinnya sehingga setiap konflik itu bisa
diselesaikan dengan baikdan tidak ada yang merasa dirugikan. Pimpinan adalah
seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Maka dari itu
diperlukan gaya kepemimpinan yang pas sesuai dengan yang dipimpinnya.
B. Pengertian Peran dan Gaya Kepemimpinan
1.
Pengertian Peran
Menurut Soerjono Soekanto (2002:243) Peran merupakan aspek dinamis
kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Sedangkan status
merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang apabila
seseorang melakukan hak-hak dan kewajibankewajiban sesuai kedudukannya, maka ia
menjalankan suatu fungsi. Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu
rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu.
Kepribadian seseorang juga mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan
atau diperankan pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawahakan mempunyai
peran yang sama. Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh
seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status sosial.
Adapun syarat-syarat peran dalam Soerjono Soekanto (2002:243)
mencakup tiga hal penting, yaitu :
1.
Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan
dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemsyarakatan.
2. Peran adalah
suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh individu-individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
3.
Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku
individu, yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
2.
Pengertian Peran Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut Leadership dan dalam
bahasa arab disebut Zi’amah atau Imamah. dalam terminologi yang dikemukakan
oleh Marifield dan Hamzah. Menurut Hamzah Zakub (2000 : 125) Kepemimpinan
adalah menyangkut dalam menstimulasi, memobilisasi, mengarahkan, mengkoordinasi
motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat dalam usaha bersama.
Menurut Burt Nanus yang dikutip lembaga Pendidikan dan
Pengembangan Manajemen Jakarta (2009 : 102). Seorang pemimpin diharapkan dapat
berperan sebagai berikut. :
a.
Pemberi arah Seorang pemimpin diharapkan mampu
memberi pengarahan, sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana efektifitas
maupun efisiensi pelaksanaan dalam upaya pencapaian tujuan.
b.
Agen Perubahan Seorang pemimpin sebagai
katalisator perubahan pada lingkungan eksternal. Untuk itu, pemimpin harus
mampu mengantisipasi perkembangan dunia luar, serta menganalisis implikasinya
terhadap organisasi, menetapkan visi yang tepat untuk menjawab hal yang utama
dan prioritas atas perubahan tersebut, mempromosikan penelitian, serta
memberdayakan karyawan menciptakan perubahan-perubahan yang penting.
c.
Pembicara Pemimpin sebagai pembicara ahli,
pendengar yang baik, dan penentu visi organisasi merupakan penasihat negosiator
organisasi dari pihak luar, agar memperoleh informasi dukungan, ide dan
sumberdaya yang bermanfaat bagi perkembangan organisasi.
d.
Pembina Pemimpin adalah pembina tim yang
memberdayakan individuindividu dalam organisasinya dan mengarahkan prilaku
mereka sesuai visi yang telah dirumuskan. Dengan kata lain ia berperan sebagai
mentor, yang menjadikan visi menjadi realitas.
Imam al-Mawlawi mengatakan bahwa membangun peran kepemimpinan
dalam pendapat Islam adalah suatu keharusan dalam kehidupan sosial. Selain itu,
katanya, kehadiran pemimpin dalam kepemimpinannya sangat penting. Misalnya, ini
berarti bahwa kepemimpinan memiliki dua tujuan: (1) Nilai-nilai dalam agama dan
ini merupakan alternatif dari misi kenabian untuk melindungi agama; (2) dan
Siyasati ad Dun untuk menjalankan atau memerintah urusan dunia. Dengan kata
lain, tujuan kepemimpinan adalah menciptakan rasa aman, keadilan, dan ketenaran,
menegakkan Ammar Maarouf Nahi Munkar, peduli terhadap orang, dan mengatur serta
memecahkan masalah masyarakat. (3) Berbicara tentang pertanyaan hukum dalam
kepemimpinan Islam, adanya kepemimpinan hukumnya adalah wajib. Tetapi para ahli
masih terbagi pada apakah itu wajib atau sah. Beberapa kelompok mengatakan
bahwa mereka berkomitmen karena mereka masuk akal untuk menyerang untuk
menghilangkan korupsi, kerugian, dan perpecahan yang disebabkan oleh suatu
kelompok atau kelompok. Yang lain berpendapat bahwa penghakiman adalah wajib
karena komandan direkrut langsung dari Syariah dalam perintahnya, seperti pada
QS. An-Nisa’ ayat 59.
Dalam manajemen, kepemimpinan merupakan sub sistem dari pada
manajemen. Karena mengingat peranan vital seorang pemimpin dalam menggerakan
bawahan, maka timbul pemikiran di antara para ahli untuk bisa jauh lebih
mengungkapkan peran apa saja yang menjadi beban dan tanggung jawab pemimpin
dalam mempengaruhi bawahannya. Adapun beberapa definisi peranan kepemimpinan
menurut para ahli yaitu diantaranya :
1.
Sarbin dan Allen (thoha, 1995), merumuskan “peran
sebagai suatu rangkaian perilaku yang teratur, yang ditimbulkan karena suatu
jabatan tertentu atau karena adanya suatu yang mudah dikenal”.
2.
Wahjosumidjo (1994),”peran kepemimpinan
ditekankan kepada sederetan tugas-tugas apa yang perlu dilakukan oleh setiap
pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan”.
3.
Stoner dan mintzberg, keduanya memandang
kepemimpinan sebagai sub sistem dari manajemen.
4.
Miftah Thoha (1995), mengemukakan ”pada
hakekatnya kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas dibanding dengan
manajemen”.
Sementara itu menurut Suryani (2016 : 36-50) terdapat 4 peran bagi
seorang pemimpin :
1.
(Entrepreneurial) sebagai pengusaha. Seorang
pemimpin harus memiliki pandangan dalam pengembangan proyek dan menyusun sumber
daya yang diperlukan. Seorang pemimpin haruslah proaktif terhadap segala
masalah dan kejadian yang dialami dalam lembaga yang dipimpin.
2. (Distribance
Handler) sebagai penghalau gangguan. Ketika terdapat suatu masalah dalam
lembaga, maka seorang pemimpin harus mampu untuk bersikap reaktif terhadap
permasalahan tersebut. Selain itu, pemimpin harus bisa mencari jalan tengah
untuk menghadapi masalah dan tekanan situasi.
3.
(Resource Allocator) sebagai pembagi sumber dana.
Dalam perkembangan suatu embaga, maka dibutuhkan sumber dana, baik utama maupun
cadangan. Dalam pembagiannya, seorang pemimpin haruslah mengetahui ke bagian
mana dana itu harus disalurkan sehingga perkembangan embaga tidak terhambat.
Sumber dana yang dimaksudkan disini adalah uang, waktu, perbekalan, tenaga
kerja, dan reputasi.
4.
(Negotiator) sebagai negosiator. Seorang pemimpin
harus memiliki kemampuan dalam melakukan negosiasi pada setiap tingkatan, baik
dengan atasan, bawahan, maupun pihak luar.
3.
Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan menurut Kenneth Blanchard (1988 : 1) adalah pola
perilaku pada saat seseorang mencoba mempengaruhi orang lain dan mereka
menerimanya. Pemimpin dapat memimpin dengan gaya kepemimpinan yang disesuaikan
dengan perilaku teori X dan Y yang dimiliki oleh pegawai/ karyawannya.
Penyesuaian ini dibutuhkan agar pemimpin dapat memimpin dengan baik dan tepat
sehingga tidak salah arahan ataupun sasaran. Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menjelaskan kesesuaian gaya kepemimpinan dengan perilaku individu
dalam suatu organisasi.
B. Macam-macam Peran Kepemimpinan
Nanus (2001:95), Komariah (2003:93), Sujatno (2008:62)
mengilustrasikan bahwa ada 4 (empat) peran penting bagi kepemimpinan efektif
yaitu:
1.
Penentu arah, pemimpin harus mampu melakukan
seleksi dan menetapkan sasaran dengan mempertimbangkan lingkungan eksternal
masa depan yang menjadi tujuan pengerahan seluruh sumber daya organisasi dalam
mencapai visi, pemimpin yang dapat berperan sebagai penentu arah adalah
pemimpin visioner.
2. Agen perubahan,
pemimpin harus mampu mengantisipasi berbagai perubahan dan perkembangan
lingkungan global dan membuat prediksi tentang implikasinya terhadap
organisasi, mampu membuat skala prioritas bagi perubahan yang diisyaratkan
visinya, serta mampu mempromosikan eksperimentasi dengan partisipasi orang-
orang untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan.
3.
Juru bicara, pemimpin harus mampu menjadi
negosiator dan pembentuk jaringan hubungan eksternal, menyusun visi dan
mengkomunikasikannya melakukan pemberdayaan serta melakukan perubahan.
4.
Pelatih, pemimpin harus memberitahu orang lain
tentang realita saat ini, apa visinya atau ke mana tujuan, bagaimana
merealisasikannya . Selalu member semangat untuk maju dan menuntun bagaimana
mengaktualisasikan potensi mencapai visi.
1.
Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar
perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan
mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin.
Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia
tidak dapat menjadi pemimpin.
Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan
karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya
keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang
ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya.
Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan,
sehingga:
a.
Teori keputusan merupakan metodologi untuk
menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam
konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif
b.
Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana
seorang manajermemperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya,
menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data;
manajer, secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi
terutama informasi bisnisnya
c.
Pengambilan keputusan adalah proses memilih di
antara alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.
2.
Peran Kepemimpinan dalam membangun tim
Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan untuk
menyukseskan tujuan bersama sebuah kelompok organisasi atau masyarakat. Tujuan
dari pembentukan tim di sini adalah membangun pedoman umum dalam membentuk atau
membangun tim, yaitu:
a.
Menanamkan pada kepentingan Bersama
b.
Menggunakan seremoni dan ritual-ritual
c.
Menggunakan simbol-simbol untuk mengembangkan
identifikasi dengan unit kerja
d.
Mendorong dan memudahkan interaksi sosial yang
memuaskan
e.
Mengadakan pertemuan-pertemuan membangun tim
f.
Menggunakan jasa konsultan bila diperlukan.
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan
pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok
anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan
kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama. Adapun
peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
a.
Memperlihatkan gaya pribadi
b.
Proaktif dalam sebagian hubungan
c.
Mengilhami kerja tim
d.
Memberikan dukungan timbal balik
e.
Membuat orang terlibat dan terikat
f.
Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g.
Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara
kontruktif
h.
Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i.
Mengakui prestasi anggota tim
j.
Berusaha mempertahankan komitmen
k.
Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim.
3. Peran Pemimpin dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Mengapa sering terjadi keluhan dari para pelanggan tentang mutu
produk dan pelayanannya di suatu perusahaan. Hal ini wajar terjadi sejalan
dengan semakin tinggi dinamika preferensi dan kritisnya para pelanggan tentang
mutu. Karena itu dibutuhkan peran utama manajemen (seorang manajer) yakni
melaksanakan fungsi- fungsi manajemen untuk memperoleh hasil yang ditargetkan
perusahaan atau yang diinginkan oleh pelanggan. Sementara peran pemimpin dengan
kepemimpinan mutunya adalah mengembangkan dan memperbaiki sistem agar program
pengembangan mutu sumber daya manusia berhasil sesuai harapan. Dalam
prakteknya, seorang manajer di samping melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
juga harus mampu menjalankan kepemimpinan mutu sumber daya manusia dengan
efektif secara bersinambung.
4. Peran Pemimpin dalam Organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi mencakup segala aspek. Kepemimpinan
tentu saja sangat penting bagi jalannya organisasi karena jika sebuah
organisasi berjalan tanpa adanya unsur kepemimpinan yang baik dari anggotanya
juga dari pimpinan organisasinya, maka setiap masalah yang muncul dalam
berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan
efisien, yang mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut terhambat.
Karakteristik pemimpin yang sukses yaitu cerdas, terampil secara konseptual,
kreaktif, diplomatis, taktis,
lancar
berbicara, memiliki pengetahuan tentang tugas kelompok, dan memiliki
keterampilan sosial. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan
dapat berperan dengan baik, antara lain:
1.
Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas
kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang
lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
2.
Efektivitas kepemimpinan tercermin dari
kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
3.
Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk
“membaca” situasi
4.
Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja,
melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan
5.
Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi
dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan
bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada beberapa peran pemimpin yang
harus ada dalam sebuah organisasi yaitu :
1. Bersikap adil (Arbitrating)
Dalam
kehidupan organisasi apapun, rasa kebersamaan diantara para anggotanya adalah
mutlak. Sebab rasa kebersamaan pada hakekatnya merupakan pencerminan dari
kesepakatan antar sesama bawahan, maupun antar pemimpin dengan bawahan, dalam
mencapai tujuan organisasi. Tetapi dalam hal-hal terttentu mngkin akan terjadi
ketidaksesuaian atau timbul persoalan dalam hubungan diantara para bawahan.
Apabila diantara mereka tidak bisa memecahkan persoalan tersebut, pemimpin
perlu turun tangan untuk segera menyelesaikan. Dalam hal memecahkan persoalan
hubungan diantara bawahan, pemimpin harus bertidak adil dan tidak memihak.
2. Memberikan sugesti (suggesting)
Sugesti
bisa disebut saran atau anjuran. Dalam rangka kepemimpinan, sugesti merupakan
kewibawaan atau pengaruh yang seharusnya mampu menggerakkan hati orang lain.
Sugesti mempunyai peranan yang sangat penting dalam memelihara dan membina rasa
pengabdian, partisipasi dan harga diri, serta rasa kebersamaan diantara para
bawahan.
3. Mendukung tercapainya tujuan (supplying objectives)
Tercapainya
tujuan organisasi tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh
berbagai sumber. Oleh sebab itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam
arti mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta pendayagunaan sumberdaya
manusianya secara optimal, perlu disiapkan sumber pendukungnya yang memadai.
Seperti mekanisme dan tata kerja, sarana, serta sumber yang lain.
4. Katalisator (catalysing)
Secara
kimia, arti kata “katalis” atau katalisator” ialah saat yang tidak ikut
bereaksi, tetapi mempercepat reaksi (kimia). Dalam dunia kepemimpinan, seorang
pemimpin dikatakan berperan sebagai seorang katalisator apabila pemimpin
tersebut berperan selalu meningkatkan penggunaan segala sumber daya manusia
yang ada, berusaha memberikan rewaksi yang memberikan semangat dan daya kerja
cepat dan semaksimal mungkin, serta selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa
perubahan.
5. Menciptakan rasa aman (providing security)
Setiap
pemimpin berkewajiban menciptakab rasa aman bagi para bawahannya. Fungsi ini
hanya dapat dilaksanakan apabila setiap pemimpin selalu mampu memelihara
hal-hal yang positif, sikap optimisme dalam menghadapi setiap permasalahan,
sehingga dengan demikian dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa
aman, bebas dari segala
perasaan gelisah,
kekhawatiran, dan merasa memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan.
6. Sebagai wakil
organisasi (representing)
Setiap bawahan
yang bekerja pada unit organisasi apapun selalu memandang atasan atau
pimpinannya mempunyai peranana dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih
kepemimpinan yang menganut prinsip “keteladanan atau panutan”. Seorang pemimpin
adalah segala-galanya, oleh karenanya segala perilaku, perbuatan dan
kata-katanya akan selalu memberikan kesan tertentu terhadap organisasinya.
Penampilan dan kesan-kesan positif seorang pemimpin akan memberikan gambaran
yang positif pula terhadap organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian setiap
pemimpin tidak lain juga diakuai sebagai tokoh yang mewakili dalam segala hal
dari organisasi yang dipimpinnya.
7. Sumber inspirasi (inspiring)
Seorang pemimpin
pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para bawahannya. Oleh karena itu
setiap pemimpin harus selalu dapat membangkitkan semangat para bawahan,
sehingga para bawahan menerima dan memahami tujuan organisasi secara antusias
dan bekerja secara efektif ke arah tercapainya tujuan organisasi.
8. Bersikap
menghargai (praising)
Setiap orang pada
dasarnya mengkehendaki adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain.
Demikian pula setiap bawahan dalam suatu organisasi memerlukan adanya pengakuan
dalam penghargaan dari atasannya. Oleh karena itu, menjadi kewajiban pemimpin
harus mau memberikan penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada
bawahannya.
C. Macam – macam gaya kepemimpinan
Menurut Suryadi ( 2018 : 3) Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku
strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seseorang pemimpin. Sementara
menurut Miftah Toha (2013 : 96) , gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku
yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai perilaku
pemimpin dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan
gaya kepemimpinan seseorang. Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa gaya kepemimpinan adalah perilaku yang digunakan oleh seseorang untuk
mempengaruhi orang lain atau orang yang sedang dipimpin agar tercapainya suatu
tujuan.
Sementara gaya kepemimpinan Islam digambarkan oleh sosok Nabi
Muhammad SAW. Selain menjadi utusan Allah, beliau juga merupakan sosok kepala
negara dan kepala rumah tangga yang hebat dan luar biasa. Sosok kharismatik
pada diri beliau telah membuat banyak orang tertarik untuk masuk Islam. Tidak
hanya itu, beliau juga memberikan pengaruh yang cukup besar kepada para
pengikutnya, sehingga para pengikut beliau yang tadinya memerangi Islam justru
berbalik menjadi pembela dan pejuan Islam. Sosok kepribadian pemimpin dalam
Islam sangat identik dengan cara nabi Muhammad SAW dalam menjadi kepala negara
dan pemimpin umat Islam. kepemimpinan beliau merupakan bagian yang berperan
penting dalam membangun peradaban Islam, hingga pada akhirnya Islam dapat
diterima oleh bangsa Arab. Nabi Muhammad dikenal sebagai pribadi yang memiliki
sifat jujur, amanah, cerdas, dan tabligh. Beliau selama hidup tidak pernah
berkata dusta dan beliau juga merupakan sosok yang cerdas dan ahli dalam
menyusun strategi. Hal itu dapat dibuktikan oleh sejarah nabawiyah, yang
menggambarkan kecerdasan nabi dalam menghadapi musuh ketika berperang.
Perilakuperilaku semacam ini menjadi hal yang patut diteladani oleh seluruh
pemimpin yang ada setelahnya. Pada masa sekarang, perilaku-perilaku
kepemimpinan
tersebut disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan digambarkan
sebagai perwujudan tingkah laku seorang pemimpin mengenai kemampuannya dalam
memimpin. Ada beberapa macam gaya kepemimpinan, diantarnya akan diuraikan
sebagai berikut:
1.
Menurut Afandi Rahman (2013 : 95 ) Gaya
Kepemimpinan Otokratis Kepemimpinan otokratis disebut juga kepemimpinan
diktator atau direktif. Orang yang menganut pendekatan ini mengambil keputusan
tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya atau
karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut. Dalam Kepemimpinan otokratis
pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota atau bawahannya. Menurut
Wursanto, kepemimpinan otokratis adalah kepemimpinan yang mendasarkan pada
suatu kekuasaan atau kekuatan yang melekat pada dirinya. Sementara pemimpin
otokratis adalah pemimpin yang memiliki wewenang atau kekuasaan untuk
memberikan penghargaan atau hukuman. Pemimpin otokratis menggunakan otoritasnya
sebagai alat untuk menjalankan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Pemimpin yang
otokratis adalah seorang pemimpin yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Mengandalkan
kepada kekuatan atau kekuasaan yang melekat pada dirinya
b)
Menganggap dirinya paling berkuasa
c)
Menganggap dirinya paling mengetahui segala
persoalan, dan orang lain dianggap tidak tahu
d) Keputusan-keputusan
yang diambil secara sepihak, tidak mengenal kompromi, sehingga ia tidak mau
menerima saran dari bawahan, bahkan ia tidak memberi kesempatan kepada bawahan
untuk memberikan saran, pendapat atau ide
e) Keras dalam
menghadapi prinsip
f)
Jauh dari bawahan
g)
Lebih menyukai bawahan yang bersikap ABS (Asal Bapak Senang)
h)
Perintah-perintah diberikan secara paksa
i)
Pengawasan dilakukan secara ketat agar perintah benar-benar
dilaksanakan
2. Gaya Kepemimpinan
Demokratis Gaya atau tipe kepemimpinan ini dikenal pula dengan istilah
kepemimpinan konsultatif atau konsensus. Orang yang menganut pendekatan ini
melibatkan para karyawan yang melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya,
walaupun yang membuat keputusan akhir adalah pemimpin, setelah menerima masukan
dan rekomendasi dari anggota tim. Dalam pelaksanaan kepemimpinan, semua bawahan
diarahkan oleh seorang pemimpin untuk ikut berpartisipasi memberikan ide atau
gagasan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tipe kepemimpinan ini menghargai
setiap individu dan mau mendengarkan nasehat dan menerima saran serta kritik
bawahan untuk dijadikan masukan bagi kemajuan lembaganya. Dasar kepmimpinan
dalam gaya demokratis adalah human relationship atas dasar saling menghormati
dan saling menghargai dan memberikan wewenang yang seimbang kepada bawahan.
Pemimpin ikut berbaur di tengah-tengah anggota kelompoknya. Dalam tindakan dan
usaha- usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan
kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya untuk
bisa menerimanya. Adapun ciri-ciri pemimpin yang demokratis adalah sebagai
berikut:
1. Mengembangkan
kreativitas anak buah
2.
Memberi kesempatan anak buah untuk mengambil keputusan
3.
Mengutamakan musyawarah untuk kepentingan bersama
4.
Mengambil keputusan sesuai dengan tujuan organisasi
5.
Memandang semua masalah dapat dipecahkan dengan usaha bersama
3.
Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (gaya
kepemimpinan yang bebas) Kepemimpinan laissez faire (gaya kepemimpinan yang
bebas) adalah gaya
kepemimpinan
yang lebih banyak menekankan pada keputusan kelompok. Dalam gaya ini, seorang
pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok, apa yang baik
menurut kelompok itulah yang menjadi keputusan. Pelaksanaannya pun tergantung
kepada kemauan kelompok. Adapun ciri-ciri pemimpin Tipe laissez faire mempunyai
ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
a.
Memberikan kebebasan sepenuhnya kepada bawahan
untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu sesuai dengan bidang tugas
masingmasing
b. Pimpinan tidak
ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok
c.
Semua pekerjaan dan tanggungjawab dilimpahkan kepada bawahan
d.
Tidak mampu melakukan koordinasi dan pengawasan yang baik
e.
Tidak mempunyai wibawa sehingga ia tidak ditakuti
apalagi disegani oleh bawahan
f.
Secara praktis pemimpin tidak menjalankan
kepemimpinannya, ia hanya merupakan simbol belaka Dalam kepemimpinan ini,
pemimpin tidak banyak memberikan pengaruh kebawahannya dan cenderung memberikan
kebebasan kepada bawahannya dalam menjalan tugasnya
4. Menurut Qori
(2013 : 70 ) Gaya Kepemimpinan Kharismatik Gaya kepemimpinan kharismatik dapat
diartikan sebagai kemampuan menggunakan keistimewaan atau kelebihan sifat
kepribadian dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tingkah laku orang lain.
Tipe kepemimpinan karismatik memiliki kekuatan energi, karena mempunyai
pengaruh yang sangat besar. Karismatik itu diperoleh dari kekuatan yang Maha
Kuasa. Dalam hal ini ada sesuatu kepercayaan bahawa orang itu adalah pancaran
Zat Tunggal, sehingga dianggap mempunyai kekuatan gaib (supranatural power).
Sementara menurut Karimah ( 2018 : 88 ) Pemimpin yang bertipe karismatik
biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar. Gaya
kepemimpinan ini merupakan gaya kepemimpinan yang
berasal
dari kerpbadian seorang yang memiliki daya tarik serta wibawa dalam menjadi
seorang pemimpin. Dalam Islam, tipe gaya kepemimpinan ini merupakan salah satu
gaya kepemimpinan yang biasanya menjadi gaya kepemimpinan seorang ahli agama
seperti kyai dan pimpinan pondok. Kepemimpinan kharismatik dikenal sebagai tipe
kepemimpinan yang dimiliki seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin dengan
pengaruh yang besar dalam kepemimpinannya. Kepemimpinan ini biasanya dikaitkan
dengan teori kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan
dibentuk. Teori tersebut merupakan teori yang berasumsi bahwa pemimpin itu
dilahirkan memang menjadi seorang pemimpin, sehingga dalam dirinya terdapat
sifat kepemimpinan dan wibawa yang begitu besar.
5. Menurut Qori
(2013 : 77 ) Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan Tranformasional
adalah kepemimpinan yang membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar
bersedia bekerja demi sasaransasaran yang bersifat tingkat tinggi yang dianggap
melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu. Pemimpin yang memiliki gaya
kepemimpinan ini biasanya diharusnkan memiliki kemampuan untuk
mentransformasikan sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
6.
Menururt Lidya (2013 : 14 ) Gaya Kepemimpinan
Transaksional Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang berfokus pada
transaksi antar pribadi, anatara manajemen dan karyawan. Sementara menurut Joko
Widodo (2008 : 31) Gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya seseorang
dalam mempengaruhi orang lain dengan menggunakan proses transaksi berupa
penghargaan untuk memotivasi bawahan dalam melaksanakan tugasnya. Pada hubungan
transaksional, pemimpin menjanjikan dan memberikan sebuah
penghargaan,
kepada bawahannya yang berkinerja baik, serta mengancam dan mendisiplinkan
bawahannya yang berkinerja buruk. Pada tipe kepemimpinan ini biasanya terjadi
karena adanya nilai transaksi diantara pemimpin dan bawahan, sehingga pemimpin
disini dijadikan pemimpin karena adanya nlai tukar yang dimiliki untuk
memberikan sebuah pengahrgaan kepada bawahan dalam proses pelaksanaan tugas.
D. Kesimpulan
Bahwa manusia mempunyai sikap kepemimpinan dalam dirinya, untuk
meningkatkan dan menggali potensi kepemimpinan dalam diri manusia tersebut.
Maka perlu diketahui tentang peran nya sebagai pemimpin dan gaya kepemimpinan
yang sesuai dengan segala macam kondisi dan situasi yang harus dihadapi.
Pemimpin yang ideal, yang memiliki pemimpin Islam, adalah hasrat
untuk semua orang. Karena pemimpin ini akan membawa organisasi, pendiri, tanah
dan ibu, dan oleh karena itu pemimpin mutlak diperlukan untuk kebaikan rakyat.
Beberapa aspek yang dijadikan patokan sebagai kategori kepemimpinan yang baik
dalam Islam adalah, kebersihan hati, tingkat ketaatan dan akidah. Sementara
menurut Sofyan S. Harahap Rasulullah SAW merupakan sosok pemimpin dengan
beberapa karakter utama yang bisa dijadikan contoh, beberapa sifatnya yaitu
sidiq, tabliq, amanah, fathanah.
DAFTAR PUSTAKA
A.
Judge. Timothy dan stephen P. Robbins. 2008. Prilaku Organisasi. Edisi 12.Jakarta: Salemba Empat.
Afandi,
Rahman. "Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam." INSANIA: Jurnal
Pemikiran Alternatif Kependidikan 18.1 (2013)
File:///data/data/com.android.browser/files/fungsi-danperanseorang-pemimpin dalam.html.mht
diakses pada tanggal 23 April 2015-04-23
Hamzah
Zakub, Menuju Keberhasilan, Manajemen dan Kepemimpinan, Bandung, CV Diponegoro,
Herususilofia.lecture.ub.ac.id tentang “Peran Kepemimpinan pdf” diakses pada tanggal 23 April 2015
http://e-journal.upstegal.ac.id http://ejournal.unikama.ac.id
Jannah, Miftachul,
Suwardi Suwardi, and Setia Iriyanto. "ANALISIS KEPEMIMPINAN ISLAM TERHADAP
KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Bank
Mumalat Indonesia
Tbk, Cabang Semarang)." VALUE ADDED| MAJALAH EKONOMI DAN BISNIS 12.1
(2016)
Karimah, Ummah.
"Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam." Al-Murabbi: Jurnal
Studi Kependidikan dan Keislaman 2.1 (2015)
Komang
Ardana, Ni Wayan Mujiati, dan Agung Ayu Sriathi, Perilaku Organisasi,
Yogyakarta; Graha Ilmu, 2009
Mappaenre, A. 2004. Kepemimpinan (leadership). Program Studi Aadministrasi Perkantoran FEIS-UNM, Makasar
Mappaenre,
A. 2009. Dasar-dasar Ilmu Administrasi
dan Manajemen, FEIS-UNM, Makasar Maxwell, john C., Mengembangkan Kepemimpinan Didalam Diri Anda (terjemahan), Jakarta
:
Binarpura Aksara, 1995
Qori, Hurin In Lia Amalia. "Kepemimpinan karismatik versus
kepemimpinan transformasional." Jurnal Analisa 1.2 (2013)
Rorimpandey, Lidya. "Gaya
kepemimpinan transformasional, transaksional, situasional, pelayanan dan
autentik terhadap kinerja pegawai kelurahan di kecamatan bunaken kota
manado." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi 1.4 (2013)
Soekanto,
Soerjono, Teori Peranan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002
Suryadi, Suryadi, Bujang Rahman, and Hasan Hariri. "Analisis
Faktor-Faktor yang Mempenngaruhi Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah berintegritas
di Provinsi Lampung." JURNAL MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN 6.1 (2018)
Widodo, Joko. "Kepemimpinan Pendidikan Transaksional dan
Trasformasional di SMK Non Teknik." Dinamika Pendidikan 3.1 (2008).
Posting Komentar untuk "M. Sultoni Aulia- Peran dan Gaya Kepemimpinan - Kepemimpinan dan Pengelolaan Organisasi "
Posting Komentar